tag:blogger.com,1999:blog-57507572643785007112024-03-12T18:35:41.047-07:00Indobonsai, Bonsai Bandungmengenai bonsai indonesia, mengenai bonsai bandung, informasi bonsai bandung, kontes bonsai, pameran bonsai, bursa bonsai, penjingAsep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-5750757264378500711.post-54304760152697368012012-06-11T23:59:00.001-07:002012-06-12T00:01:49.046-07:00Kecil Tapi Indah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-H3KeWUOHvYU/T9boNBwZZWI/AAAAAAAAA28/eBghcQGHXMs/s1600/Azalea+15cm.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/-H3KeWUOHvYU/T9boNBwZZWI/AAAAAAAAA28/eBghcQGHXMs/s200/Azalea+15cm.jpg" width="200" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Didalam
sebuah artikel yang pernah saya baca bagaimana tips untuk para pemula apabila
ingin memulai menekuni bonsai, disarankan untuk memulai dengan
membuat bonsai ukuran yang kecil/smal/mame kemudian secara bertahap
menuju ke ukuran besar. Hal tersebut memang memang ada benarnya,
bonsai kecil umumnya lebih mudah diperoleh bahannya daripada yang berukuran
besar, waktu tunggu (training) juga tidak terlalu lama, karena
untuk mematangkan perantingan bonsai kecil jelas lebih
cepat keserasiannya daripada bonsai berukurann besar. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Namun hal diatas jangan anda lihat hanya sesederhana seperti itu,
coba anda perhatikan ilustrasi berikut ini ;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perlu saya ingatatkan
besar kecil ukuran dalam bonsai acuannya
adalah dari tinggi pohon, apabila sebuah
bakalan bonsai dengan sebutan ukuran kecil,
akan tetapi apabila memiliki postur batang berdiameter
besar dapat dibayangkan untuk mencapai tahap keserasian dan kematangannya
adalah hampir sama dengan bonsai katagori medium atau besar, sebagai contoh
pohon Azalea ini, dengan ukuran tinggi tidak melebihi 20cm sudah jelas
adalah bonsai ukuran kecil (small) kategorinya tapi dengan sosok batang
berdiameter besar kekar melebar sebagaimana terlihat digambar, agak segan
juga kita bilang itu bonsai ukuran kecil. Apa boleh buat pekemnya memang sudah
seperti itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Akhirnya
sekian lama mengamati koleksi bonsai sendiri dan temen-temen sesama hoby
bonsai, ada hal yang perlu untuk disampaikan, tidak salah apabila ada yang
menyatakan <b>Kecil itu Indah</b>, dari beberapa koleksi bonsai yang saya
miliki, kelihatannya seperti saya malah berjalan mundur, kalau tips
diatas berteori memulai belajar bonsai dengan bonsai kecil
menuju besar, kita malah mengkoleksi bonsai ukuran
besar terus kembali lagi mulai membuat dan mengoleksi bonsai kecil
hehe, beberapa orang boleh berpendapat bahwa bonsai berukuran kecil
umumnya secara ekonomis kurang begitu bernilai, terus terang secara
pribadi saya kurang sependapat. Sebab kalau bonsai meskipun dengan
ukuran yang kecil apabila mempunyai bentuk dan penampilan bagus tetap akan
mempunyai nilai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pendapat
diatas bisa dimengerti karena sering banyak yang kita perhatikan dibursa
seandainya ada yang menawarkan bonsai kecil dengan harga diatas 5 juta orang
akan berdelik matanya dan terheran-heran, pohonnya kan kecil kenapa mahal
sekali???</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Salam Bonsai
Sukses n Action.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">== hans == </span></div>Asep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5750757264378500711.post-5017644858135302392009-02-17T08:38:00.000-08:002011-02-01T06:43:47.270-08:00Penempatan Bonsai<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" ><a style="font-weight: bold;" href="http://bonsaibandung.blogspot.com/">By Lukman :</a></span></p><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" >Sehubungan ada beberapa teman saya yang selalu bertanya ditempat yang bagaimana sebaiknya bonsai ditempatkan? </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" >Apakah harus selalu ditempatkan di alam terbuka langsung terkena sinar matahari atau bagaimana kalau ditempatkan dibawah atap polikarbonat/fiber?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" >Wow ini pertanyaan yang bagus dan banyak sekali yang bertanya mengenai hal ini terutama bagi pemula yang mulai senang terhadap tanaman yang unik ini.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" >Prinsipnya semua tanaman membutuhkan sinar matahari, ada yang<span style=""> </span>membutuhkannya sehari penuh dengan kondisi langsung terkena sinar matahari dan ada pula yang tidak.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" >Untuk bonsai, karena semua jenis tanamannya berbatang keras maka umumnya membutuhkan sinar matahari langsung dan penuh, namun banyak pula yang dapat disimpan secara indoor.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" >Meski bisa disimpan dalam ruangan, bonsai harus tetap mendapat giliran dijemur secara langsung dibawah sinar matahari.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" >Bagaimana jika disimpan di bawah polycarbonat atau fibre ? jawabannya bisa saja namun tetap harus mendapatkan pula porsi sinar matahari langsung meski perbandingannya 1 hari dijemur dan 3 hari indoor atau dibawah polycarbonat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-size:12px;" > </span></p> <span style="line-height: 150%;font-size:12px;" lang="FR" >Demikian penjelasan dari saya semoga anda puas dan dapat menikmati hasil karya para desainer bonsai atau anda sendiri mencoba mendesain. </span>Asep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5750757264378500711.post-30626422602132281892008-11-12T10:33:00.000-08:002008-12-24T09:51:22.926-08:00Pengantar<span style=";font-family:Arial;color:black;" >Memiliki dan merawat <span style="font-weight: bold;">Bonsai</span> bukanlah hal yang sulit seperti bayangan anda, dalam perawatannya tidak jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yang membutuhkan makanan, air dan cahaya matahari untuk bertahan hidup. Meski demikian kebanyakan Bonsai BUKAN tanaman rumah, sebab dia memang semestinya dirawat dalam kondisi ruang terbuka. </span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/"><img style="cursor: pointer; width: 400px; height: 314px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SSBCUw5jaqI/AAAAAAAAAKs/X87Jcwdy8B0/s400/bonsai_Seribu_bintang.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5269284488514595490" border="0" /></a><br /><p style="text-align: justify;"><b style=""><i style=""><span style=";font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Jenis : Seribu Bintang / Serissa Foetida (lkm_rck)<o:p></o:p></span></i></b></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Di Indonesia yang beriklim tropis, hanya memiliki dua musim, hal ini justru memudahkan kita dalam merawatnya, sejauh pohon yang kita miliki memang berasal dari daerah yang beriklim tropis juga, namun jika pohon yang kita miliki berasal dari daerah sub tropis apalagi dari daerah yang memiliki empat musim, maka perawatannya harus lebih hati-hati. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Anda sebaiknya bertanya pada ahlinya dalam hal perawatan Bonsai, minimal saat anda membelinya tanyakan bagaimana seharusnya merawat jenis tanaman yang anda beli. Sebab tidak semua jenis tanaman Bonsai yang kita beli akan dapat bertahan di tempat tinggal kita, mungkin bahasa umum yang disampaikan penjual adalah : Siramlah Bonsai minimal sekali sehari dan berilah pupuk dengan takaran secukupnya setiap bulan sekali. Memang umumnya demikian.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Menjaga kesehatan Bonsai merupakan bagian dari seni itu sendiri sebab dia merupakan “Seni yang Hidup”, jika kita tidak memiliki ekspresi seni keindahan Bonsai, mengapa kita jadikan hal ini sebagai hobi ? <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Kami dalam hal ini dalam situs </span><a href="http://bonsaibandung.blogspot.com/"><span style=";font-family:Arial;color:blue;" >bonsaibandung</span></a><span style=";font-family:Arial;color:black;" > maupun dalam situs <a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/">indobonsai</a> berniat berbagi pengetahuan, tidak berarti menjadikan anda sebagai ahli sebab kami pun bukan ahli. Kami masih belajar dan belajar dari berbagai sumber, <st1:place st="on"><st1:city st="on">nara</st1:city></st1:place> sumber maupun pengalaman. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Namun kami http://bonsaibandung.blogspot.com maupun <a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/">http://indobonsai.hans-mymusic.com</a> berharap dapat membantu anda mengerti beberapa hal yang<span style=""> </span>harus anda ketahui dalam menggeluti hobi kita dan kita bekerja pada “ Bonsai sebagai Seni yang Hidup”. <o:p></o:p></span></p> <h3 style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(181, 0, 0);font-family:Arial;" >Bonsai</span><span style=";font-family:Arial;color:black;" ><o:p></o:p></span></h3> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Berawal dari seni kuno <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">China</st1:country-region></st1:place>, yang kita kenal sebagai Pen-Jing, dimana ini pun masih popular hingga kini, namun yang lebih membawa pengaruh besarnya adalah hasil pengembangan dari Jepang. Pengaruh sentuhan seni Jepang berdampak pada seni budaya dari mulai Eropa, Australia, Asia Tenggara, maupun Amerika, sebab seni budaya Bonsai Jepang lebih kaya dari pada seni budaya Bonsai China yang darimana seni ini berasal. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Membentuk Bonsai adalah membentuk keindahan dan kekokohan sebuah pohon tanpa memperlihatkan bahwa ini merupakan campur tangan manusia. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><b style=""><span style=";font-family:Arial;color:blue;" >Seni Bonsai merupakan satu kesatuan dari sebuah pohon dan pot dalam keharmonisan</span></b><span style=";font-family:Arial;color:black;" >. </span><span style=";font-family:Arial;color:black;" lang="IT">Dia dapat terdiri dari satu atau beberapa pohon dalam satu wadah (biasa dikenal grouping). Dan jika kita menambahkan jenis lain serta batu dan ornamen lainnya biasanya dikenal dengan “Saikei” Bonsai diklasifikasikan berdasarkan gaya, dari bentuk batangnya atau jumlah batang, ada <b style=""><i style="">gaya formal upright, informal upright, slanting, cascade </i></b><i style="">dan<b style=""> group planting</b></i>.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Bonsai umumnya haruslah memiliki buntuk batang yang baik dan memiliki cabang serta ranting disekelilingnya untuk mendapatkan keindahan yang mendalam. Untuk mendapat bentuk yang baik, cabang pertama selalu merupakan “kekuatan”, sebab ini dapat menampilkan “umur” sebagai kesan tua dari Bonsai tersebut, meski ini bukan aturan. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:city></st1:place> beberapa cara/tehnik untuk menampilkan “kesan tua”. Cabang dari pohon muda dapat kita lekukkan ke bawah dengan bantuan kawat (pengawatan/wiring) untuk beberapa waktu sampai dia statis. Sampai nampak kesan tuanya. <b style=""><i style="">Jin</i></b> dan <b style=""><i style="">Sharmiki</i></b> keduanya merupakan tehnik menampakkan batang pohon agar memperlihatkan kesan bahwa pohon tersebut telah dapat bertahan dengan kondisi alam yang extrim. Sehingga muncullah kesan tua yang alami. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Bonsai tidak berbeda secara genetic dengan pohon sejenisnya yang hidup di alam bebas, Dia menjadi kecil karena hidup dalam wadah/pot, meski demikian dia tetap disiram dan diberi nutrisi berupa pupuk sebagai makanannya. Mahkotanya selalu dipangkas seperlunya sesuai dengan tinggi yang kita kehendaki untuk menjaga keseimbangan antara batang, cabang, ranting dan wadahnya/pot. <o:p></o:p></span></p> <span style=";font-family:Arial;color:black;" >Seberapa sering Bonsai di <i style="">repotted</i> (ganti pot) dan seberapa sering akarnya dipangkas adalah tergantung dari umurnya, untuk Bonsai muda biasanya setahun sekali namun untuk yang sudah tua biasanya tiga atau empat tahun sekali. </span><span style=";font-family:Arial;color:black;" lang="IT">Hal ini biasanya dilakukan pada awal musim hujan dimana tunas baru mulai tumbuh.</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/"><img style="cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SSBCMyU8EtI/AAAAAAAAAKk/xZl4xrEi-ME/s400/bonsai_Koleksi_Lukman.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5269284351458939602" border="0" /></a><br /><span style=";font-family:Arial;color:black;" ><o:p></o:p></span><br /><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Meski anda tinggal di rumah yang berhalaman sempit seperti saya, andapun tetap dapat mengkoleksinya. <o:p></o:p></span> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Arial;color:black;" >Bonsai bukanlah hobi yang mahal, jika anda membuatnya sendiri yang berasal dari alam atau dari tukang jual bonsai bakalan, anda hanya tinggal merawatnya, membelikan pot, pupuk, kompos dan sedikit kawat aluminium untuk membentuknya<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><a name="Index"><span style=";font-family:Arial;color:black;" lang="IT">Saya berharap anda akan menemukan informasi yang anda butuhkan di situs ini, sebab kami akan selalu meng <i style="">up-date</i> nya, dan kami harapkan anda yang memiliki pengetahuan dibidang ini, dapat berbagi di situs ini. Terimakasih </span></a><a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/"><b style=""><i style=""><u></u></i></b></a><b style=""><i style=""><u><a>(lukman_rancaekek)</a></u></i></b><br /></p>Asep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5750757264378500711.post-57400961490283906342008-11-01T08:03:00.000-07:002008-11-01T10:39:38.784-07:00BonsaiDibuat tgl 30 Okt 2008 <p class="MsoNormal"><i style=""><span style="font-size:11;">Oleh : <a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Lukman </span></a></span></i><i style=""><span style="font-size:11;"><a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">(Rancaekek)</span></a><o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><span style="color:blue;"><a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/"><span style="color:blue;">Bonsai</span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\ASEPHA~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image001.jpg" title="IMG_0093" croptop="5808f" cropbottom="5577f" cropleft="9362f" cropright="6242f"> <w:wrap type="square"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\ASEPHA~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image001.jpg" title="IMG_0093" croptop="5808f" cropbottom="5577f" cropleft="9362f" cropright="6242f"> <w:wrap type="square"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\ASEPHA~1\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image001.jpg" title="IMG_0093" croptop="5808f" cropbottom="5577f" cropleft="9362f" cropright="6242f"> <w:wrap type="square"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SQxzRYsdoiI/AAAAAAAAAJE/zY9BP6sumOM/s1600-h/bonsai1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 233px; height: 180px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SQxzRYsdoiI/AAAAAAAAAJE/zY9BP6sumOM/s320/bonsai1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5263708807013179938" border="0" /></a><!--[endif]--><!--[endif]--><!--[endif]--><span style="font-size:85%;">Semakin hari semakin banyak jumlah penggemar tanaman mungil ini, namun bagi para penggemar bonsai, bonsai bukan hanya sekadar pohon mini yang ditanam dalam pot. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> syarat lain diantaranya <a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/">Bonsai</a> harus nampak kesan tua, keseimbangan antara batang, akar, cabang dan daun serta pengaturan pertumbuhannya. Dengan demikian kata awal <b style=""><i style="">bon</i></b> dan <b style=""><i style="">sai </i></b>tidak selalu tepat jika diartikan secara harfiah, sebab tidak semua tanaman dalam pot dapat dikatagorikan bonsai.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Sebuah wadah yang bernama Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) telah menetapkan beberapa kriteria standar untuk menilai bonsai. Batasan dimaksud adalah bahwa Bonsai merupakan suatu hasil karya seni tanaman yang bernilai tinggi dalam mengekspresikan keindahan alam. </span><span lang="IT" style="font-size:85%;">Sebuah karya seni bonsai merupakan hasil perwujudan imajinasi dari seniman bonsai berdasarkan fenomena alam. Sebagai suatu karya seni, maka keindahan karya seni bonsai sangat dipengaruhi oleh tingkat pemikiran dan wawasan sesuai dengan jiwa, cita rasa serta kepribadian seniman bonsai pembuatnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size:85%;">Bonsai adalah seni miniaturisasi, nama ini diberikan pada hampir semua tanaman berbatang keras yang tumbuh dalam wadah dan selalu dirawat serta dijaga untuk tetap mini namun tumbuh dengan cara alami. Orang Jepang telah mengembangkan bonsai dengan sungguh menakjubkan, bahkan dari mulai struktur pohon, dari akar, batang, cabang, ranting hingga daunnya dan bukan hanya itu merekapun dapat menampilkan sebuah gambaran pohon besar dan tua namun tumbuh dalam kondisi miniatur dalam pot.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IT" style="font-size:85%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:blue;" >Pohon apa saja yang dapat dijadikan Bonsai ?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:blue;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >Semua tanaman dapat dijadikan bonsai jika dapat bertahan hidup dalam bentuk yang kecil (kerdil) dalam sebuah wadah (pot), bahkan mestinya pohon kelapa pun dapat disebut bonsai jika memenuhi kriteria sederhana di atas. Ide dasarnya adalah bagaimana menampilkan sebuah pohon miniatur yang atraktif yang tumbuh dalam pot. Tanaman dapat dibentuk dengan <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:city></st1:place> yang sesuai dan memenuhi selera pribadi masing-masing. </span><span style=";font-size:85%;color:black;" lang="IT" >Hal yang paling esensial dari “aturan” bonsai adalah memahami pola tumbuh tanaman, barulah kemudian<span style=""> </span>memahami “aturan “ bonsai<span style=""> </span>(jika memang ada standarnya). Dari penjelasan tersebut pertanyaan sederhana adalah : dapatkah pohon itu tetap hidup dalam pot yang tipis setelah di potong akarnya, batangnya dan daunnya namun tetap menampilkan sosok pohon besar yang tua ? Jika kita setuju dengan pandangan di atas, maka bonsai akan lebih bersifat universal (bukan berarti sekarang tidak bersifat universal).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:blue;" lang="IT" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:blue;" lang="IT" >Bagaimana Bonsai dipertahankan dalam bentuk mini<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:blue;" lang="IT" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:black;" lang="IT" >Bonsai adalah pohon hidup dan tumbuh yang akan selalu tumbuh membesar sampai akhirnya mati. </span><span style=";font-size:85%;color:black;" >Bagaimanapun juga untuk menciptakan bentuk sebuah bonsai adalah menimbulkan bentuk mini dan tetap mempertahankannya. Sewaktu menentukan pilihan jenis pohon untuk dibuat bonsai, tentukan pula maksimal besar dantingginya pohon itu untuk tumbuh, hal ini bertujuan untuk menimbulkan keharmonisan antara besar batang, cabang dan tingginya, jika hal ini diputuskan dengan bijak maka dalam kurun 100 atau 200 tahun kemudian pohon tersebut akan tetap tumbuh dalam bentuk seimbang dan enak dipandang karena memenuhi keharmonisan keseluruhannya. Banyak pe bonsai kurang menyadari hal ini. Sebenarnya untuk memenuhi kriteria bonsai yang baik kita harus pahami dulu filosopi dari pohon tersebut, bagaimana dia dapat hidup dengan kondisi extrim, bagaiman alam membentuknya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:black;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >Pembentukan dengan menggunakan kawat aluminium adalah bentuk sentuhan seni dari sang seniman termasuk pula pemotongan akar, batang dan ranting. Jadi perlakuan itu bukan bentuk “penyiksaan manusia atas tanaman”. Namun perlakuan itu adalah untuk menampilkan sosok yang jauh lebih baik lagi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style=";font-size:85%;color:black;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:blue;" >Pemilihan bahan bonsai<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:black;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-size:85%;color:black;" >Pemilihan jenis pohon yang baik untuk dibentuk bonsai sangat menentukan bagi sang penggemar, pilihan sederhana contohnya adalah jenis<span style=""> </span>beringin (ficus). Hal ini disebabkan hamper setiap orang pernah melihat pohon beringin besar di alun-alun <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:city></st1:place>, sehingga pada saat kita membentuknya menjadi bonsai, kita sudah mendapat inspirasi kuat terhadap bahan yang akan kita bentuk.</span><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-family:Verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><b><i style=""><span style="color:blue;"><a href="http://indobonsai.hans-mymusic.com/"><span style="color:blue;">(lukman_rancaekek)</span></a></span></i></b></span><span style=";font-size:85%;color:black;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="display: none;"><o:p> </o:p></span></p>Asep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5750757264378500711.post-81452345081041938632008-10-20T03:08:00.001-07:002008-10-20T03:13:47.334-07:00Tips Tanaman Bonsai dari bonsaistar gallery<b><span style="color: rgb(102, 102, 102); text-transform: uppercase; letter-spacing: 2.4pt;font-family:Georgia;" lang="IT"></span></b><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="IT" ><o:p></o:p></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="IT" >Halo para penggemar bonsai di mana saja anda berada. Semoga anda semua dalam keadaan sehat sentosa. Nama saya Suhendra, pemilik dari Bonsai Star Gallery: </span><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="EN" ><a href="http://www.bonsaistar.com/"><span style="" lang="IT">http://www.bonsaistar.com</span></a></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="IT" >. Saya bergabung dengan para blogger bertujuan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai tanaman bonsai. Pengalaman pribadi saya akan saya bagi menjadi per jenis tanaman bonsai, karena tiap tanaman memiliki sifat dan karakter tersendiri. Pertama disini saya hendak menceritakan pengalaman saya mengenai jenis Loa ( ficus glomerata ). Loa yang dibahas pertama adalah Loa varigata, dengan ciri-ciri daunnya belang kuning muda dan hijau (foto segera menyusul), yang kelainan dari Loa biasa yg warna daunnya hanya hijau.<o:p></o:p></span> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="IT" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="IT" ><span style=""> </span>Bahan bonsai Loa Varigata ini saya beli di daerah utara Bandung pada awal tahun 2004. Saya mengemudikan mobil sambil membawa karyawan saya untuk menunjukkan jalan. Setelah sampai dirumah penjual bonsai, saya lihat disana ada puluhan bonsai small dan mame. Diantaranya ada beberapa pohon telah menjadi bonsai yang bagus, sementara beberapa pohon lainnya masih bahan dan setengah jadi. Kemudian kami diajak pergi melihat ke kebunnya yang terdapat bahan-bahan bonsai yang ditanam ditanah dan dalam polybag. </span><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" >Ada yang berasal dari biji, setekan, cangkokan dan hasil buruan dari alam.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><span style=""> </span>Dikebunnya saya lihat ada satu pohon Kaliandar Varigata yang berbunga merah tua bergerombol seperti bunga bungur, dan saya berminat untuk membelinya. Tetapi sayang bapak tersebut tidak menjualnya dengan alasan karena sedang musim kemarau, sehingga akan mati apabila digali dari tanah. Saya merasa heran karena pohon ini sudah mencapai tinggi 2 meter dan sudah banyak anaknya. Mengapa bapak ini tidak memisahkan anaknya dan menanamnya dalam pot atau polybag untuk dijual. Menurut saya pohon ini betul-betul bagus, karena memiliki daun belang kuning dan hijau yang sangat kontras ditambah dengan bunga merah tua yang menyolok, saya belum pernah menemukannya dipasaran tanaman hias. Sungguh menarik perhatian dan saya kira pasti banyak orang yang mau membelinya.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><span style=""> </span>Ketika sedang berbincang-bincang, bapak ini mengatakan memiliki Loa varigata, tetapi pertumbuhannya tidak bisa subur. Mendengar hal tersebut justru menarik penasaran saya untuk mau tahu pohon Loa varigata ini. Memang saya senang sekali mengumpulkan pohon langka, lebih-lebih jenis langka yang bisa dibikin bonsai. Saya melihat kearah yg dia tunjukan pohon Loa tersebut, ditanam dalam polybag dan medianya hanya sekam padi saja, ditaruhnya ditengah-tengah pohon-pohon yang lebih tinggi dari loa ini, sehingga kemungkinan penyiramannya jadi tidak tuntas karena terhalang pohon-pohon tinggi ini. Sinar matahari pun hanya kena tidak lebih dari 1 jam, dan yang varigatanya hanya dibagian puncak pohon cuma 3 ranting saja. Sedangkan dibagian bawah pohon banyak ranting hijau yang tidak dibuang, sehingga yang varigatanya kalah oleh yang aslinya, Jadi saya kira penyebabnya tidak bisa subur adalah karena faktor di atas.<br /><br />Setelah saya beli dan dibawa pulang ke rumah, saya langsung melakukan re-potting dengan memakai media sebagai berikut: 1 bg tanah yang gembur + 2 bg humus + 1 bg pasir Malang. Sebelum media campur ini dimasukkan ke dalam pot, dasar pot ditaruh potongan ram nyamuk untuk menutup lubang didasar pot. Diatas ram diberi pasir kasar ukuran -+ 2-3mm menutupi ram nyamuk, diatas pasir kasar diberi selapis pasir ukuran -+ 1mm, diatasnya lagi diberi selapis gemuk kambing yang sudah matang campuran dgn sekam padi dgn perbandingan 1:1. Terakhir setelah membuang dari pangkal batangnya semua ranting-ranting yang daunnya hijau, dan seluruh daun termasuk daun yang varigatanya, baru dicabut Loa ini dari polybag dan dikorek gumpalan tanahnya. Kemudian menggunting dan membuang akar tunjang dan akar yg sudah kebesaran, baru ditanamlah loa varigata ini dengan media campuran diatas kedalam pot yg sudah disediakan itu. Setelah beres ditanam dan disiram, taruhlah di tempat teduh. Kemudian sampai sudah keluar tunas baru, ditempatkan pada tempat yang kena sinar matahari pagi kurang lebih 2 jam saja. Setelah keluar banyak daun varigatanya, baru full dijemur, dan begitu keluar tunas daun hijau langsung dibuang.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><span style=""> </span>Hasilnya setelah 6 bulan, pohon ini menjadi subur dan saya pun mulai membentuknya dgn gaya slenting. Sampai kini setelah kurang lebih 2 tahun dengan perawatan dan perhatian, 80% jadilah bonsai yang memenuhi syarat. Saya akan merawatnya sampai sempurna, dengan tujuan natinya untuk ditandingkan dipameran bonsai.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><span style=""> </span>Namun pada suatu hari ada penggemar bonsai dari luar kota Bandung datang ke tempat kami untuk melihat bonsai. Dan bapak ini menjadi demikian terpesona ketika melihat bonsai Loa varigata ini, sehingga bersikeras ingin membelinya. Karena saya pun pernah mengalami kondisi seperti bapak penggemar bonsai ini, maka saya pun memahami perasaan bagaimana jika ingin memiliki barang yang kita hobi, apalagi barang itu bagus dan langka. Dengan memaksa menyodorkan uang yg menurut saya cukup wah, dan juga karena saya sudah punya anaknya yang didapat dari cangkokan dimana nantinya saya pun masih bisa membuat bonsai jenis ini lagi, akhirnya saya melepaskan juga bonsai ini (saya pun merasa bangga bonsai karya saya sendiri ada orang yg menyenanginya).<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;font-size:10;" lang="SV" ><span style=""> </span>Demikianlah pengalaman saya, cara meripotting dan menanam bakalan maupun bonsai jadi, yang ternyata menjadi subur dengan media yang saya buat khusus untuk pohon Loa yg senang air ini. Semoga pengalaman saya ini bisa berguna bagi teman-teman pehobi bonsai. Terima kasih atas perhatian anda dan sampai jumpa pada blog berikutnya, dimana saya akan menceritakan pengalaman saya mengenai cara menanam dan merawat pohon Black Pine (umumnya jenis pine).<br /></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;" lang="SV"><br /></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Georgia;" lang="FI">Lihat tanaman yang dimaksud di http://www.bonsaistar.com/Gallery-6.htm</span><span style="" lang="FI"><o:p></o:p></span></p>Asep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5750757264378500711.post-6520754752860151522008-10-20T02:19:00.000-07:002008-10-20T02:28:42.082-07:00Pameran BonsaiBeberapa photo pada saat pameran <a href="http://www.indobonsai.hans-mymusic.com/index.html">bonsai</a> nasional yang diselenggarakan oleh PPBI Cabang Bandung tahun 2005.<br /><div style="text-align: right;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SPxN2oev6xI/AAAAAAAAAH8/E05Y1gG_hEY/s1600-h/bonsai1.JPG"><img style="cursor: pointer;" src="http://4.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SPxN2oev6xI/AAAAAAAAAH8/E05Y1gG_hEY/s320/bonsai1.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259164065836559122" border="0" /></a><br /></div><br /><div style="text-align: right;"> Jenis Beringin Taiwan/Kimeng (Ficus microcarpa)<br /><br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SPxOKS_j8QI/AAAAAAAAAIE/X5NNTZK8wFw/s1600-h/bonsai2.JPG"><img style="cursor: pointer;" src="http://3.bp.blogspot.com/_qGQoDVVIdtA/SPxOKS_j8QI/AAAAAAAAAIE/X5NNTZK8wFw/s320/bonsai2.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5259164403665989890" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: left;">Jenis Beringin Taiwan/Kimeng (Ficus microcarpa)<br /></div>Asep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5750757264378500711.post-74298473206745437472008-10-20T02:18:00.000-07:002008-10-20T02:56:15.583-07:00Karya yang Tak Pernah Selesai<strong><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Pohon asam yang biasa tumbuh liar di pinggir jalan ternyata bisa menjadi tanaman yang indah di dalam pot. Di tangan para ahlinya, pohon besar ini bisa dibuat miniaturnya dengan pengerjaan selama bertahun-tahun. Bagi penggemarnya, bonsai merupakan karya seni yang tidak pernah selesai untuk dikerjakan. </span></strong><span style="line-height: 130%;font-family:Arial;font-size:10;" ><o:p></o:p></span> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >"Ibarat tukang cukur, kita harus selalu memangkas jika ada dahan atau ranting yang tidak diinginkan tumbuh. Bahkan suatu saat kita juga bisa membentuk dahan baru dengan bentuk yang kita inginkan," ujar Saptodarsono (65). Mantan anggota TNI AD ini sudah lama menjadi penggemar bonsai dan memiliki ratusan koleksi. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Berkembang di Indonesia sejak tahun 1970-an, bonsai kini memiliki perkumpulan yang sangat luas. Bahkan, perkumpulan ini memiliki lebih dari 50 cabang di seluruh Tanah Air dengan anggota sekitar 10.000 orang. "Kalau ada pemilu nanti, kita akan maju dengan partai bonsai," seloroh Saptodarsono yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI). <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Sapto memang hanya berseloroh. Pasalnya, para penggemar bonsai merasa lebih tertarik pada tanaman daripada dunia politik. "Mengurus tanaman itu bisa menghilangkan stres dan sikap egois," kata Jongky B Sulistio (59). <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Jongky yang kini memiliki usaha jual beli bonsai di Pluit, Jakarta Barat, ini sudah menggeluti bonsai sejak 16 tahun lalu. Hasil karya seni bapak dua anak dan kakek satu cucu ini sekarang lebih banyak dipajang di pinggir jalan Pluit. "Di rumah sudah tidak ada tempat lagi. Bonsai saya harus berdesak-desakan dengan tanaman bunga dan tanaman buah milik istri," tutur Jongky yang mulai bergabung dengan PPBI tahun 1992. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Rumah Budi Sulistyo (54) juga penuh dengan bonsai. Di halaman belakang dan lantai dua rumah pengusaha bidang properti ini penuh dengan bonsai. Agar bisa menampung semua koleksi bonsainya, Budi sampai harus membuat atap dari beton cor di atas tempat parkir mobilnya. Atap beton itu digunakan sebagai tumpuan untuk menyimpan koleksi bonsainya. "Saya melarang anak-anak main ke lantai dua. Takut bonsai saya rusak," tutur Budi. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><strong><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Bertahun-tahun </span></strong><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Merawat atau membuat bonsai membutuhkan kesabaran tinggi dan ketekunan. Bagaimana tidak, dari mulai menanam hingga menjadi pohon bonsai sempurna membutuhkan waktu bertahun-tahun. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Untuk merawat bonsai kecil, berukuran sekitar 15-30 sentimeter, misalnya, bisa membutuhkan waktu hingga <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place> tahun. Sedangkan bonsai dengan ukuran satu meter, masa perawatannya bisa mencapai delapan atau sepuluh tahun. "Selama itu pula kita harus rajin menyirami dan memangkas tumbuhnya ranting-ranting yang tidak diinginkan," tutur Budi. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Sejak kecil Budi memang sudah menyukai tanaman. Dia belajar membuat bonsai pertama kali ketika masih kuliah di Universitas Gadjah Mada <st1:place st="on">Yogyakarta</st1:place>, 31 tahun lalu. Keinginannya untuk bisa membuat bonsai sendiri membuat Budi tidak malu belajar pada nenek-nenek berumur 70 tahun. Budi kini sudah mengikuti berbagai kontes bonsai tingkat internasional dan beberapa kali tercatat sebagai pemenang. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Kontes bonsai internasional juga pernah mencatat nama Sue Aziz (70). Sue pertama kali menang pada kontes bonsai tingkat dunia di <st1:place st="on"><st1:city st="on">Kyoto</st1:city></st1:place>, Jepang, pada tahun 1999. Dari 500 pohon bonsai dari seluruh dunia yang ikut dalam kontes, bonsai pohon soka milik Sue berhasil menyabet juara kedua. "Waktu menang saya malah bengong. Semua orang datang minta tanda tangan. Mereka antre sampai jongkok-jongkok segala," kenang Sue. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >"Perkenalan" Sue dengan dunia bonsai berawal dari ketidaksengajaan. Di samping rumahnya, Sue menemukan pohon beringin yang tumbuh di pagar tembok. Pohon beringin itu kelihatan sudah tua, tetapi bentuknya kecil. "Saya berpikir apa ini yang namanya bonsai," kata Sue. Dia lalu memindahkan beringin kecil itu ke dalam pot. Untuk belajar bonsai, Sue rela "mengejar" seorang master bonsai di <st1:place st="on"><st1:city st="on">Santa Monica</st1:city></st1:place>, Amerika Serikat. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><strong><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Berburu bahan</span></strong><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" > <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Selain membentuk tanaman, hal paling seru dari mengoleksi bonsai adalah berburu bahan. Bahan yang dicari adalah pohon berkayu yang nantinya bisa dibentuk sebagai bonsai. Pertama kali berkecimpung di dunia bonsai, para penggemar bonsai berburu bahan sendiri. Mereka pergi ke pelosok daerah untuk mencari pohon berkayu yang bisa dijadikan bahan bonsai. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Gatot Suroso (54) pernah mengalami suka duka berburu bonsai. Demi mendapatkan bahan bonsai yang bagus, Gatot rela keluar masuk hutan dan mendaki gunung. Setiap kali berburu bahan, Gatot selalu membawa ransel, pahat, dan gergaji. "Kalau ke luar <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:city></st1:place>, saya selalu berangkat Jumat malam dan pulang Minggu sore," kata Gatot. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Pulang dari berburu bahan, Gatot tidak langsung istirahat. Pria yang bekerja di Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tangerang ini langsung menyediakan media untuk menanam bahan bonsai yang didapatnya. "Saya pernah didamprat istri gara-gara terlalu asyik dengan bonsai," tutur Gatot yang kini memiliki puluhan koleksi bonsai dari berbagai jenis pohon. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Bagi yang sudah sukses menekuni bonsai, berburu bahan sendiri sudah jarang dilakukan. Untuk berburu bahan, biasanya mereka memakai jasa orang lain yang biasa disebut petani. <st1:place st="on">Para</st1:place> petani ini masing-masing memiliki jaringan dengan para kolektor bonsai. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Wijaya (42), kolektor bonsai yang dulu pernah berburu bahan bonsai sampai ke Timor Timur ini, sudah menggunakan jasa petani sejak 13 tahun lalu. Untuk berburu bahan, petani ini diberi modal awal Rp 10 juta. Kalau bahan bonsainya bagus, petani bisa mengantongi untung lebih dari Rp 10 juta. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >"Mereka sudah tahu mana bahan bonsai yang bagus dan mana yang tidak," kata Wijaya yang bekerja sebagai wiraswasta besi dan bonsai. Wijaya memiliki koleksi bahan dan bonsai yang sudah jadi hingga 500 pohon. Koleksi itu dijual dan sebagian lagi disimpan sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Menggemari bonsai tidak selalu harus mengerti bagaimana cara membuat dan merawat bonsai. Saptodarsono, misalnya, memiliki banyak koleksi bonsai, tetapi jarang sekali membuat atau merawat bonsainya sendiri. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 130%;"><span style="line-height: 130%; letter-spacing: 0.5pt;font-family:Arial;font-size:10;color:black;" >Untuk perawatan bonsai, Sapto memanggil tenaga perawat bonsai <em><span style="font-family:Arial;">(trainer)</span></em> setiap dua minggu sekali atau satu bulan sekali. Biaya untuk trainer ini berbeda-beda, tergantung kemampuan orangnya. Untuk trainer yang sudah ahli, biayanya bisa mencapai Rp 400.000 per hari. <strong><span style="font-family:Arial;">(Lusiana Indriasari) </span></strong><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><strong><span style="letter-spacing: 0.5pt;font-family:Verdana;font-size:8;color:black;" >Sumber: </span></strong><span class="bodytext011"><span style="font-size:8;">Kompas</span></span></p>Asep Hansipudinhttp://www.blogger.com/profile/06822348784874507668noreply@blogger.com0